
Di masa depan, aku akan mengingat setiap sudutnya yang akan menyimpan dengan indah helai-helai kenangan persahabatan kami di negeri orang. Kerlip selasar stasiun, jari-jari sepeda yang kami kendarai mengelilingi sudut kota, derum bus Breng bercorak merah muda, serta merdu lidah Belanda ketika melafalkan "Nai-me-hen". Gelung-gelung logam abstrak di pusat kota, pernah aku bergelantungan di sana pada suatu siang nan cerah di musim semi, lalu kuingat wajah ramah oma-oma Belanda. Demikianlah serpih-serpih kenangan yang akan kususun mozaiknya nanti pada suatu masa ketika kami tak lagi muda. Seperti kerlip lampu yang menari dalam temaram senja, senyum kota Nijmegen seperti tak akan sirna.
Stasiun Nijmegen Centraal menjelang senja, musim gugur 8 Oktober 2013.