Bagi masyarakat Indonesia, Ramadhan erat
kaitannya dengan keluarga. Biasanya orang-orang akan memanfaatkan momen Ramadhan untuk berkumpul
bersama keluarga dan orang-orang terdekat. Bagiku Ramadhan menyimpan kenangan-kenangan
sentimentil tentang masa kecil dan kampung halaman, layaknya anak-anak Melayu
yang dibesarkan di kampung, diasuh alam, dibuai deru angin dan rinai hujan. Sudah
hampir 10 tahun, aku menghabiskan Ramadhan jauh dari keluarga. Kesempatan untuk
merasakan suasana Ramadhan di kampung halaman menjadi barang mahal. Apalagi di
negeri antah berantah ini, sebagian besar orang tak tahu dan tak ambil peduli
dengan Ramadhan. Tetapi bulan suci ini rupanya berhembus juga wanginya, sepenggal
kalimat sederhana: "Hallo Hesty, Happy Ramadhan!" dari sahabatku yang berasal
dari Uganda menjadi sesuatu yang sangat berkesan. Singkat, tetapi penuh energi
semangat dan persahabatan lintas budaya.
Hari ke dua
Ramadhan tahun ini kuhabiskan bersama 2 sahabatku, Nurbiah dan Bianca. Kami,
para perantau yang jauh dari keluarga ini alhamdulillah masih bisa merasakan
kebersamaan saat sahur dan berbuka. Sepiring nasi dan lauk pauk sederhana
mengantarkan kenanganku pada piring-piring yang terhidang di atas meja makan
rumah kami. Piring-piring yang mewakili
budaya orang-orang Melayu pesisir, berisi segala macam hasil laut nan bergizi. Adzan
dari aplikasi di HP dan komputerku sayup-sayup terdengar, merdu sekali seperti
kumandang dari pengeras suara Surau As Salam, surau kecil tempat aku dan
sahabat-sahabatku menghabiskan hampir separuh masa kecil kami. Lalu, tembakan
meriam bambu yang tak jarang mengagetkan orang-orang tua sepulang Tarawih,
meninggalkan aroma asap minyak tanah yang wangi. Decit-decit langkah bersendal
jepit melewati jalan tanah tak berpenerangan, menjemput remang lampu teras 5
Watt di rumah-rumah berselang semak perdu dan kebun buah-buahan. Lalu senandung
tilawah Al Qur’an yang berganti-ganti dengan riuh suara anak-anak yang
berebut-rebut menabuh beduk. Wangi kenangan masa kecil yang kini berubah
wujudnya dalam kesederhanaan Ramadhan kami di tanah rantau, dengan beberapa
potong pudding mangga, butir-butir kurma dan Apple pie.
Bochum, 29
Juni 2014
No comments:
Post a Comment