Acara yang mampu menarik sekitar 600 pengunjung, yang
terdiri dari masyarakat Indonesia maupun internasional ini berlangsung sangat
meriah di Gedung Internationales Zentrum Duisburg. Acara 3EI ini berlangsung selama lebih kurang 6
jam dan dibuka pada pukul 15 sore. Tempat acara dibagi menjadi tiga area utama,
yaitu area stand kuliner Indonesia, area panggung acara yang menampilkan
berbagai kesenian khas Indonesia, serta area tutorial batik dan permainan
tradisional. Pada kesempatan ini, KJRI Frankfurt menyediakan pula pelayanan
konsuler bagi masyarakat Indonesia.
Area stand kuliner menjadi salah satu daya tarik utama
bagi pengunjung. Berbagai makanan dan minuman khas Indonesia disajikan secara
kreatif oleh para peserta stand. Menu utama terdiri dari Nasi Padang (lengkap
dengan menu Rendang dan Gulai Kikil), Sate Ayam, Ayam Bumbu Rujak, Kwetiaw
Goreng Spesial, Pempek, Nasi Tutug Sunda, Siomay, Ketoprak dan Soto Betawi.
Selain itu dijual pula kue-kue dan minuman khas Indonesia, seperti Dadar
Gulung, Gemblong, Pisang Molen, dan Cendol. Tak sampai di akhir acara, sekitar
pukul 19.30 sebagian besar makanan telah terjual habis. Beberapa pengunjung internasional mengaku tertarik dan penasaran untuk
mencicipi berbagai kuliner khas Indonesia ini karena tampilan makanan yang
variatif dengan cita rasa yang khas dan gurih, sangat berbeda jika dibandingkan
dengan kuliner Eropa pada umumnya.
Sementara itu, di area panggung acara, para pengunjung
telah memadati tempat duduk yang berjajar hingga ke bagian belakang ruangan.
Tak sedikit pula pengunjung yang harus rela berdiri dan berdesak-desakan karena
tak kebagian kursi. Para pengisi acara menampilkan berbagai performance khas Indonesia, seperti
tari-tarian, musik dan fashion show. Penampilan
pertama dibawakan oleh Band Grupello yang beranggotakan para pelajar Indonesia
di Ruhr area. Band yang didirikan pada tahun 2013 ini menampilkan lagu-lagu pop
Indonesia dan barat, termasuk satu lagu penutup berirama dangdut di akhir
acara. Tampil pula Angklung Ruhr yang seluruh anggotanya perempuan. Group yang didirikan
pada tahun 2013 ini menampilkan lagu-lagu barat dan lagu nasional diiringi
lantunan keyboard. Penampilan musik
khas Indonesia ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung internasional,
karena kekhasan irama tradisional yang harmonis dipadupadankan dengan instrumen
musik modern menghasilkan sebuah pertunjukan seni yang sangat menarik.
Seorang pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan
di Bonn, Albiruni, dengan sangat piawai menampilkan tari topeng dengan
gerakan-gerakan luwes bak wayang yang menjelma menjadi manusia diiringi musik
tradisional Gamelan. Setelahnya berturut-turut tampil pula tarian
Bubuka-Jaipong dari Jawa Barat, serta tarian Saman dari Aceh oleh TanzRuhr yang
telah berpengalaman tampil di berbagai event
internasional di Jerman dalam 2 tahun terakhir ini, termasuk sebagai
peserta Das Supertalent, acara pencarian bakat yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi Jerman.
Dalam kesempatan ini ditampilkan pula presentasi menarik
mengenai keragaman Indonesia, bertajuk “Erleben-Facettenreiches Indonesien“.
Dalam presentasi ini diilustrasikan bagaimana keragaman ras, agama, alam dan
budaya membentuk Negara Indonesia yang bersatu dalam harmoni. Kemudian para
pengunjung dimanjakan pula oleh film dokumenter pendek karya sineas muda
pendatang baru Indonesia, Febian Saktinegara berjudul “Epic Java”. Film
berdurasi 30 menit ini mengajak penonton menjelajahi keindahan alam dan budaya
Pulau Jawa dari timur ke barat, yang dikemas dalam tampilan visual yang
istimewa. Dua orang pengunjung asal Libya dan Jerman mengaku kagum akan keragaman Indonesia dan berkeinginan untuk
mengunjungi Indonesia suatu hari nanti.
.jpg)
Event yang
berlangsung pada akhir pekan yang cerah itu sampai pada acara terakhir, yaitu fashion show yang menampilkan pakaian
adat dari berbagai daerah di Indonesia. Pembawa acara, Daniel Hutagalung dan
Devis Angela akhirnya menutup rangkaian acara dengan mengajak seluruh peserta
dan pengunjung yang hadir untuk menarikan tarian Poco-poco, tarian dari Papua
yang diiringi musik berirama gembira. Kesuksesan acara ini tak lepas dari kerja
keras panitia yang diketuai oleh Alexander Siahaan serta seluruh pendukung
acara dan elemen masyarakat Indonesia di Ruhr area. Semoga event-event serupa di
tahun-tahun mendatang semakin memperkenalkan Indonesia ke dunia internasional
dan tak kalah penting semakin pula memupuk kecintaan masyarakat Indonesia di
tanah rantau akan tanah air mereka.
Bochum, 26 Mei 2014
No comments:
Post a Comment