menetes satu per satu,
ingatan yang terbelit jaring-jaring waktu
Ke mana suara itu?
Bersahut-sahutan ia menggema,
dipantul-pantulkan dinding,
yang mengepung darah,
meletup-letup dalam dadaku
Sesak, nafasku tersengal,
keringat berjatuhan dari langit
bulir-bulir bening di sela jemari itu
tak usah kau seka
Awan-awan rendah,
bernaung di bawah kabut,
bergumul dengan asap
yang kuciptakan sendiri,
dari api dan kerasak kering
dari pohon-pohon ingatan
Ke mana cahaya itu?
Tanganku menggapai-gapai
sayup-sayup sampai
Dingin memelukku,
angin membayang-bayangiku,
di sela jemari itu,
meniupkan napasnya yang wangi
Tidurlah, sayang
pagi akan membasuhmu.
bernaung di bawah kabut,
bergumul dengan asap
yang kuciptakan sendiri,
dari api dan kerasak kering
dari pohon-pohon ingatan
Ke mana cahaya itu?
Tanganku menggapai-gapai
sayup-sayup sampai
Dingin memelukku,
angin membayang-bayangiku,
di sela jemari itu,
meniupkan napasnya yang wangi
Tidurlah, sayang
pagi akan membasuhmu.
Bandung, 11 Mei 2016
No comments:
Post a Comment