Helai-helai benang yang ia renda menjadi doa.
Derap-derap langkah yang ia hentakkan melawan masa.
Jaring-jaring rencana
yang berkelindan dalam kepalanya.
Letih dan bahagia yang mengambang di sela renyah tawanya.
Bias-bias harap yang berjentera
dalam bola matanya.
Butir-butir peluh yang ia seka dari keningnya.
Dingin malam, setangkup tangan.
Dibelai hembusan angin senja,
di wajahnya, aku melihat bayang-bayang surga.
Bandung, 18 Februari 2016
No comments:
Post a Comment