Dalam ruang tak berjendela
detak sunyi dipantul-pantulkan
dari dasar diafragma
menyelinap di sela-sela iga
Ruang itu mengempis
merambatkan embusan udara
pada buluh-buluh napas
menggetarkan pita suara
Teriak parau tercekik
sesak sempit terhimpit
dalam gelap nan pelik
mendaki menuju langit
Di kedalaman dasar samudra
yang diliputi awan gelap gulita
tidakkah kau lihat pendar cahaya?
samar-samar telapak tanganmu meraba
detak itu di dalam dada
Ruang itu mengembang
Bilah-bilah cahaya
menyapu sudut-sudutnya
membuka pintu-pintunya
melapang dalam kasih sayang-Nya
Cahaya itu yang kelak kita bawa
ketika ruh berpisah dari raga
Bandung, 1 Mei 2020
Catatan:
Puisi ini kutulis untuk diri sendiri dan salah seorang sahabat yang sangat kucintai di dunia ini, terinspirasi dari ayat dalam Al Qur'an, yaitu Surat Al An'am ayat 125 dan Surat An Nur ayat 40.
No comments:
Post a Comment