Walau kau tak bicara, tapi kutahu. Biar kau tersenyum, tapi kutahu. Bahkan, meski kau berbicara tak henti, aku pun tahu. Dimana kau simpan air mata itu? Dimana kau simpan rasa sayang itu? Aku tahu pasti. Katamu, sudah lama sekali kau latih perasaanmu itu. Mungkin sejak aku terlahir ke dunia ini.
Tak pernah kulihat engkau menangis di depanku.
Tak pernah, walau sekalipun. Padahal, bila kuingat-ingat, tak kan pernah terhitung rasanya. Betapa banyak tingkah lakuku yang bisa melukai perasaannya. Ibu, di sini aku ingin memelukmu, sekali saja. Tak kan kulepas lagi. Walau langkah ini jauh, walau wajah ini berusaha selalu tegar, hanya engkau yang tahu, betapa jiwa ini rapuh.
Kau ikhlas dengan segenap jiwamu. Pintamu tak putus dalam malam-malam panjangmu mendoakanku. Ibu, bila tangan ini mampu, ku ingin menghapus tangismu yang tak berair mata itu. Bila pundak ini mampu, ku ingin memanggul beban di pundakmu yang semakin ringkih itu. Ku ingin hanya senyum yang paling dalam sampai ke lubuk hatimu. Ya Allah sayangi ibuku, sayangi ibuku..
Bandung, 13 Juli 2010
No comments:
Post a Comment