Ini adalah salah satu sisi paling lucu, absurd dan menarik menurut saya dari karya Andrea Hirata yang berisi pelajaran moral dan ungkapan-ungkapan yang mengandung sindiran. Selain teori gila menurut ibunya yang ada 44 macam itu tentu saja.
Berikut petikannya :
Pelajaran moral nomor satu : Jika tak rajin sholat maka pandai-pandailah berenang.
Pelajaran moral nomor dua : Jangan tanyakan nama dan alamat pada orang yang tinggal di kebun.
Pelajaran moral nomor tiga : Jika Anda cantik, hidup Anda tak tenang.
Pelajaran moral nomor tiga : Jika Anda cantik, hidup Anda tak tenang.
Pelajaran moral nomor empat : Ternyata nasib yang juga sangat misterius itu adalah seorang pemandu bakat !
Pelajaran moral nomor lima : Jangan bersahabat dengan orang yang gila perdukunan.
Pelajaran moral nomor enam : Jika Anda memiliki kesempatan untuk mendapatkan cinta pertama di sebuah toko kelontong, meskipun toko itu bobrok dan bau tengik, maka rebutlah cepat-cepat kesempatan itu, karena cinta pertama semacam itu bisa menjadi demikian indah tak terperikan !
Pelajaran moral nomor tujuh : Ternyata rahasia menarik perhatian seorang gadis adalah kita harus menjadi pelari yang gesit.
Pelajaran moral nomor delapan : Jika Anda seorang produser film dan ingin untung besar, maka pakailah seorang sutradara yang otaknya bebal.
Pelajaran moral nomor sembilan : Jika Anda sering ditanggap untuk berbicara di depan umum dan kerap tulalit karena kehabisan topik, maka belajarlah dulu jadi tukang gosip.
Pelajaran moral nomor sepuluh : Jangan sekali-sekali datang ke Eropa pada bulan Desember.
Pelajaran moral nomor sebelas : Untuk mendapatkan wanita cantik, tapi bodoh, rupanya Anda hanya perlu menjadi seorang provokator.
Pelajaran moral nomor dua belas : Ke mana pun tempat telah kutempuh, apa pun yang telah kucapai, dan dengan siapa pun aku berhubungan, aku tetaplah seorang lelaki udik, tak dapat kubasuh-basuh.
Pelajaran moral nomor tiga belas : Tukang jam, tukang reparasi televisi, tukang dadu cangkir dan penerbit buku adalah profesi-profesi yang patut dicurigai, dimana pun mereka berada. Jangan bicarakan keadaan negeri kita dengan seorang ekonom klasik. Pesimis !
Pelajaran moral nomor empat belas : Tertawalah, seisi dunia akan tertawa bersamamu; jangan bersedih karena engkau hanya akan bersedih sendiri.