Sunday, June 29, 2014

Catatan Ramadhan 1435 H - 2 Ramadhan, Wangi Kenangan yang Melayang-layang

Bagi masyarakat Indonesia, Ramadhan erat kaitannya dengan keluarga. Biasanya orang-orang akan memanfaatkan momen Ramadhan untuk berkumpul bersama keluarga dan orang-orang terdekat. Bagiku Ramadhan menyimpan kenangan-kenangan sentimentil tentang masa kecil dan kampung halaman, layaknya anak-anak Melayu yang dibesarkan di kampung, diasuh alam, dibuai deru angin dan rinai hujan. Sudah hampir 10 tahun, aku menghabiskan Ramadhan jauh dari keluarga. Kesempatan untuk merasakan suasana Ramadhan di kampung halaman menjadi barang mahal. Apalagi di negeri antah berantah ini, sebagian besar orang tak tahu dan tak ambil peduli dengan Ramadhan. Tetapi bulan suci ini rupanya berhembus juga wanginya, sepenggal kalimat sederhana: "Hallo Hesty, Happy Ramadhan!" dari sahabatku yang berasal dari Uganda menjadi sesuatu yang sangat berkesan. Singkat, tetapi penuh energi semangat dan persahabatan lintas budaya.

Hari ke dua Ramadhan tahun ini kuhabiskan bersama 2 sahabatku, Nurbiah dan Bianca. Kami, para perantau yang jauh dari keluarga ini alhamdulillah masih bisa merasakan kebersamaan saat sahur dan berbuka. Sepiring nasi dan lauk pauk sederhana mengantarkan kenanganku pada piring-piring yang terhidang di atas meja makan rumah kami. Piring-piring yang mewakili budaya orang-orang Melayu pesisir, berisi segala macam hasil laut nan bergizi. Adzan dari aplikasi di HP dan komputerku sayup-sayup terdengar, merdu sekali seperti kumandang dari pengeras suara Surau As Salam, surau kecil tempat aku dan sahabat-sahabatku menghabiskan hampir separuh masa kecil kami. Lalu, tembakan meriam bambu yang tak jarang mengagetkan orang-orang tua sepulang Tarawih, meninggalkan aroma asap minyak tanah yang wangi. Decit-decit langkah bersendal jepit melewati jalan tanah tak berpenerangan, menjemput remang lampu teras 5 Watt di rumah-rumah berselang semak perdu dan kebun buah-buahan. Lalu senandung tilawah Al Qur’an yang berganti-ganti dengan riuh suara anak-anak yang berebut-rebut menabuh beduk. Wangi kenangan masa kecil yang kini berubah wujudnya dalam kesederhanaan Ramadhan kami di tanah rantau, dengan beberapa potong pudding mangga, butir-butir kurma dan Apple pie.

Bochum, 29 Juni 2014