Wednesday, December 16, 2015

Yogyakarta

Butiran pasir basah telah mengering
sisa hujan semalam
Aroma Sekaten menyergap
menyela lalu lalang yang melintas-lintas
memenuhi udara lembab bulan Desember

Engkau tak pernah menua 
hanya memupuk bijak bestari
Engkau tak penah berubah
hanya menyeka keringat tengah hari

Derap-derap sepatu kanvas
Gores-gores cat di ujung kuas
Denting-denting dawai gitar
Bait-bait ceritera, pula puisi
Patung-patung di tepi jalan
Ukiran kayu di sudut genteng
Bangsal-bangsal Joglo nan bersahaja

Jogja,
aku mencintaimu seperti hangat musim semi
aku mengenangmu seperti angin selatan nan mendayu-dayu
Tetaplah seperti itu,
seperti pertama kali aku mengenalmu, dahulu

Stasiun Tugu Yogyakarta, 13 Desember 2015