Butiran pasir basah telah mengering
sisa hujan semalam
Aroma Sekaten menyergap
menyela lalu lalang yang melintas-lintas
memenuhi udara lembab bulan Desember
Engkau tak pernah menua
hanya memupuk bijak bestari
Engkau tak penah berubah
hanya menyeka keringat tengah hari
Derap-derap sepatu kanvas
Gores-gores cat di ujung kuas
Denting-denting dawai gitar
Bait-bait ceritera, pula puisi
Patung-patung di tepi jalan
Ukiran kayu di sudut genteng
Bangsal-bangsal Joglo nan bersahaja
Jogja,
aku mencintaimu seperti hangat musim semi
aku mengenangmu seperti angin selatan nan mendayu-dayu
Tetaplah seperti itu,
seperti pertama kali aku mengenalmu, dahulu
Stasiun Tugu Yogyakarta, 13 Desember 2015
No comments:
Post a Comment