Saturday, November 03, 2012

Sahabat

Aku ingin sedikit bercerita tentang persahabatanku yang sederhana. Aku bukanlah seorang yang bisa menghargai sahabat seperti layaknya orang lain. Yang akan selalu mengucapkan selamat di hari ulang tahunnya, yang akan selalu teringat padanya di saat susah maupun senang. Tapi bukan pula orang yang hanya akan datang padanya di saat-saat terpuruk.

Mengenalnya sekian lama, aku jadi tahu arti seorang sahabat yang kudefinisikan sendiri. Dia belum tentu ada saat kau susah atau senang. Dia akan ada di saat yang memang tepat. Ada kalanya kami tak saling mengetahui kabar masing-masing. Biarkan saja sesederhana itu, dan hal inilah yang akan membuat persahabatan kami bertahan sekian lama.

Kami telah melewati sekian banyak momen-momen berharga, bersama ataupun tidak, tak masalah. Sekian banyak pergolakan menuju pendewasaan, sekian banyak hal-hal yang tak akan tersia-sia. Yang akan selalu jadi bekalku di masa mendatang. Tanpa sadar, sahabatku ini adalah orang yang selalu membuatku semangat meraih mimpi-mimpiku, sekaligus mengajarkanku tentang kesederhanaan, ketulusan, dan keindahan hidup. 

Persahabatan kami mengalir begitu saja, tanpa ada embel-embel apa-apa. Aku menyukai persahabatan yang seperti itu. Seperti persahabatan anak-anak yang sederhana. Tak ada sesi curhat sampai tersedu sedan, tak ada pertengkaran, dan tak ada yang spesial. Namun karena kesederhanaan itulah, kami bisa menjadi layaknya saudara.

Aku telah bertemu dengan banyak orang, dan aku yakin bahwa kedekatan dengan seseorang itu bukannlah sesuatu yang dapat dipaksakan. Bukanlah terbangun dengan lamanya saling mengenal, kecocokan dalam berbagai hal atau apapun. Kedekatan itu adalah kecenderungan jiwa, itu saja. Ibuku pernah berpesan, sahabat yang tulus itu harus kau hargai layaknya saudara.

Bandung, 1 Desember 2010

No comments: